Translate

Jumat, 22 Februari 2013

Musik Dapat Mempengaruhi Kecerdasan Otak

Hubungan Musik Dan Sistem Pendengaran Serta Otak
Musik akan diproses di telinga mulai dari reseptor gelombang suara hingga menjadi impuls atau rangsangan. Rangsangan ini akan distimulusikan ke otak, dialirkan melalui saraf auditori yang berhubungan dengan saraf otak VIII.
Menurut hasil penelitian Herry Chunagi (1996) dan Siegel (1999) yang didasarkan atas teori neuronlogi, menjelaskan bahwa neuron atau sel saraf akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan berupa suara yang mengkoordinasi neuron yang terpisah menjadi bertautan dan bintegrasi dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu.
Menurut hasil penelitian Roger Sperry (1960), bagian otak terbagi atas otak kiri dan otak kanan dengan jalinan antarneuron berperan dalam optimalitas kerja keseluruhannya serta sekaligus sebagai penyeimbang kerja otak kanan dan kiri. Otak kanan dan otak kiri memiliki fungsi yang berbeda. Otak kanan berfungsi mengatur tubuh bagian kiri dan sebaliknya otak kiri berfungsi mengatur tubuh bagian kanan. Otak kanan dan kiri juga memiliki fungsi khusus ,yaitu otak kanan berfungsi sebagai pengatur dalam kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya, sedangkan otak kiri berfungsi sebagai pengatur dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kanan merupakan pusat Emotional Quotient (EQ), Sedangkan otak kiri sebagai pusat Intelligence Quotient
Cara Musik Dalam Mengstimulus Kecerdasan Otak
Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer otak kanan dan kiri.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memiliki peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang juga mempengaruhi perkembangan sifat-sifat manusia.
Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa prenatal.
Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
Gallahue (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan otak dapat dioptimalkan dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi dan harmoni dari musik klasik dapat mengstimulasi kemampuan belajar menjadi optimal. Melalui musik klasik seseorang mudah menangkap hubungan realistik antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah. 
By : Aditia Ananda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar